Minggu, 11 Juli 2010

I Dream Of You


berharap pada ketidak terbukaan
mencapai mimpi apa berlebihan?
menjejakan kedua telapak kaki di bumi, sangatlah sulit
suara desir angin mengiringi rindu
gemerincik hujan menemani ruang hampa
kaki ini tak pernah bertapak
tangan ini tak pernah meminta sebelumnya
jiwa ini tak pernah kosong
kini waktu berputar
mengulang kisah
diantara relung ranting-ranting

Terlihat Bodoh


otak kosong
jiwa hambar
diri pun mendusta
kelak hari itu tiba
kelak jam itu bergerak
detik terus berlari
menit tak mengejar
pengertian yang dibutuh
selebihnya tak diperlukan
daun kering terus berjatuhan
tak ada kata, tak ada ucap
terdiam tanpa berfikir kembali.

Jumat, 09 Juli 2010

Tak Lagi Transparan


langit memang menangis
namun hal itu tidak dihiraukan
terus berlari, mengejar besi tua
penuh dengan kelelahan, kekalutan, terlihat sisi keceriaan, suntuk memang
berbaur dengan lautan manusia
aku mulai membuat ukiran tinta
dari pena pramita
senyum itu palsu
nyanyian itu rindu
kaki itu tidak lagi menopang tubuh
tangan itu tidak berguna lagi
Tuhan... fenomena apa lagi yang akan kau perlihatkan pada pena ini?
kembali memutar waktu
kembali didepan itu
titik itu mulai terlihat kasat mata
melebar, membesar, mulai berbaur
kini tinta tak lagi transparan, kertas putih kini ternodai
tinta mulai menggoreskan jejak
cerita indah, seindah angan taman surga
kiasan itu ada
makna itu mulai menyentuh jiwa
jiwa anak manusia, yang haus akan harapan indah
cerita indah tentang malaikat kini ada
malaikat yang tak terduga
caranya memang salah
namum kesalahan membuka jalan tak berujung
membuka pintu tak beratap dan yakin malaikat didekap.

Rabu, 07 Juli 2010

Lelah

kini gak lagi sepi
namun terdiam masih ada
sembunyi dari jejek lelahnya diri
terdiam menurutnya indah
muka lelah dan terdiam itu
hanya itu yang didapat

Sabtu, 03 Juli 2010

Bodoh

keras yang dirasa
hampa yang melanda
egois diri ini bila menampik
sampai kapan titik menemui
sejak saat ini kerapuhan itu ada
tak dapat diraih
tak dapat dibaca
memosisikan diri itu hanylah angan
beri arah indah TUHAN
aku bosan
aku penat
aku ingin meraih mimpi indah tak berujung
tapi luka kobodohan yang aku dapat

Sesal


serpihan perih hanya menatap
menatap dinding yang berdiri kokoh
egois itu turun
tergores akan kebodohan
jiwa ini terbodohi
jiwa ini melepuh
dusta membayangi
jiwa terpuruk titik tak berujung
sayap iti pergi terhempas angin dan waktu