Jumat, 09 Juli 2010

Tak Lagi Transparan


langit memang menangis
namun hal itu tidak dihiraukan
terus berlari, mengejar besi tua
penuh dengan kelelahan, kekalutan, terlihat sisi keceriaan, suntuk memang
berbaur dengan lautan manusia
aku mulai membuat ukiran tinta
dari pena pramita
senyum itu palsu
nyanyian itu rindu
kaki itu tidak lagi menopang tubuh
tangan itu tidak berguna lagi
Tuhan... fenomena apa lagi yang akan kau perlihatkan pada pena ini?
kembali memutar waktu
kembali didepan itu
titik itu mulai terlihat kasat mata
melebar, membesar, mulai berbaur
kini tinta tak lagi transparan, kertas putih kini ternodai
tinta mulai menggoreskan jejak
cerita indah, seindah angan taman surga
kiasan itu ada
makna itu mulai menyentuh jiwa
jiwa anak manusia, yang haus akan harapan indah
cerita indah tentang malaikat kini ada
malaikat yang tak terduga
caranya memang salah
namum kesalahan membuka jalan tak berujung
membuka pintu tak beratap dan yakin malaikat didekap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar